Tuesday, November 29, 2011

tukipit

Baru dua hari Teater Sastra UI mementaskan "Baju Baru Sang Raja", seperti biasa anak-anak tesas (begitu nama singkat group teater ini) pasti mengalami sebuah sindrom yang sangat hebat, bagaikan sebuah kesepian dan kekosongan yang mendalam. "Jomplang". Hampir berbulan-bulan jungkir balik, kerja keras untuk persiapan pementasan itu, Waktu istirahat sangat sedikit, jam tidur tipis, tapi sekarang itu sudah dilewatkan, raga kini bisa lebih santai.


Sekarang, gema euforia masih menggaung di diri pejuang-pejuang teater Indonesia ini. Sindrom susah tidur, karena kebiasaan di saat persiapan, ga mungkin dilupa begitu saja, tentunya. Semua kenangan keluar sebagai buah dari jiwa yang terpuaskan setiap kali selesai pentas, ada yang menyalurkannya dengan menghidupkan bayang-bayang dari kebahagian itu, ada juga yang saat sendiri merenung, atau tetap bertautan melalui media maya.


Mencari-cari pengisi ruang kosong yang habis ditempati itu, malam ini sepulang berkumpul dengan rencana evaluasi tapi tidak jadi, tetap berkumpul pun menjadi pilihan. Seakan sulit lepas dari atmosfer bulan-bulan yang telah berlalu itu. Terlepas dengan tiba-tiba dengan atmosfer itu bisa mengakibatkan kegilaan.


Pembukaan yang panjang, tapi memang tidak kalah pentingnya dengan yang mau dikatakan.


Berujung di tempat makan, bersama dengan teman yang hebat, @cepiar, topik pembicaraan sampai ke "perempuan". Apakah karena memang itu never-ending-topic atau entah kenapalah, yang menarik, yang jadi quote gw malam ini kayaknya waktu dia cerita tentang dunia asmaranya. Iya, curhat. Katanya gini "Man, gue itu malas berjuang untuk mendapatkan. Bagi gue lebih penting berjuang untuk mempertahankan yang sudah didapat."


Walau tadi dia ngomong itu konteksnya cewek, tapi entah kenapa bagi gue langsung #jlebb banget dan langsung gue bilang untuk buat status dari quote si kawan itu. Untuk menepati janji gue untuk kata-kata gue, tulisan di blog ini ada.


Gue merasa prinsipnya itu, mantep banget. Ketika banyak orang, bahkan orang-orang di dekat gue berjuang se-mati-mati-annya untuk mendapatkan sesuatu, baik barang, duit, cewek, cowok, tapi setelah dapat, mereka malah menyia-nyiakannya, lupa bagaimana dulu itu diperjuangkannya.


Gue juga mikir lebih jauh lagi, ketika yang kita dapat, yang kita miliki ini semua adalah anugerah, walau kita untuk mendapatkannya dengan perjuangan keras, seperti tidak ada lagi perjuangan yang lebih keras ini adalah anugerah, atau kita sebut aja, udah takdir kita, yang jadi tugas Pencipta, kita lupa tugas kita untuk menjaga dan mempertahankannya. Yang pasti, gue sangat tersentil, terkonyong-konyong, terinspirasi dan terlain-lain banget.


Let's seelah, untuk mempertahankan butuh komitmen.


Mengingat kalimat "Lebih sulit mempertahankan daripada merebut", gue salut banget sama si Cepi punya prinsip.


Sama-sama tahulah kita, untuk mempertahankan itu, kita harus berjuang untuk mendapatkannya. Perjuangannya untuk itu sendiri gak gampang.
Selamat malam, semesta...
Tenang, berjuanglah untuk mendapatkan semua pencapaian-pencapaian kita, nanti ada perjuangan MEMPERTAHANKAN yang gak kalah susahnya untuk memperjuangkannya, kok.

No comments:

Post a Comment