Thursday, January 11, 2018

Flamzy, The New Game to Get Money!

Sudennly got email from Baymack, a website where you can get dollar by watching video and answer the quiz. Yes! Just watch and click the correct answer, and win! They will give you dollar and you can redeem to your PayPal account. Try it here!

 Quite same with the Baymack, Flamzy offer new challenge with bigger amount of money. See how much they got in one round!

Without further a due, please kindly try it by yourself! Win the prize, get the money without money! It's not a gamble nor a sin. Nothing to lose, right? Don't think too much, nothing to fear just start, follow the steps and win the prize!


Please kindly give shout out, and share any comments related to any questions or experiences on the comment tab below!

Friday, October 31, 2014

Hikayat Manao, Ksatria dari Nias

Hikayat itu namanya, Manao itu marganya. 

Sedang banyak-banyaknya waktu kosong (baca pengangguran :p), jadi, sekarang lagi doyan youtube-an. Berjumpalah aku dengan video dari salah satu TV yang visualnya sangat aku idolakan.


Dalam serial "Indonesia Bagus" edisi Pulau Nias. Mendengar kata "Nias" membuat aku mengenang kembali tahun 2004 pernah mengunjungi salah satu pulau terindah di Nusantara. Masih bocah, tapi ga gampang terlupa tanah indah itu. Dalam rangka semacam study tour, peserta yang kebanyakan seumuran, kami tinggal di rumah-rumah penduduk. Saya tinggal di satu rumah keluarga, dan kami jadi dianggap anak-anaknya, seperti marganya, kami diberi marga "Mendrõfa".

Cukup throwback-nya, menonton video tersebut bikin badan ga berpindah dan fokus menikmati videonya sangkin takjubnya. Seperti gaya video dalam serial Indonesia Bagus, ada penuturnya, tersontak penasaran merasa pernah sekali melihat penuturnya yang bernama Hikayat Manao. Namun, menahan diri untuk menikmati videonya sampai habis terlebih dahulu baru mengobati rasa penasaran, di mana pernah melihat sosok ini, tapi yakinnya melihatnya hanya di media social, di mana, belum tahu pasti.

Terhanyut menonton acara TV yang dikemas seperti film dokumenter itu, selama lebih kurang 25 menit ternyata aku tahan tidak beranjak sedikitpun. Baik tentang Nias yang akan selalu menggoda untuk didatangi lagi, maupun tentang kisah inspiratif sang penutur tersebut, merasa-merasa seperti role model bagi diri sendiri, doi berjuang untuk budaya Nias sepanjang hidupnya. Pastikan sudah nonton video di atas, deh, saksikan sendiri. Dan, seselesainya langsung saja mengingat-ingat kembali, "itu siapa, ya?" "pernah lihat di mana". Aha! don't make me curious!Aku mengeluarkan bakat detektifku (baca: keahlian anak jaman sekarang: kepo). 

Singkat cerita aku menemukannya di album foto seorang etnomusikolog, aset berharga Indonesia, Rizaldi Siagian. Tapi ada perasaan yang agak gimana gitu sebelum melihat detilnya. Jlebb, dan benar Album itu berjudul  "Mengenang Hikayat Manao, Bawomataluo, Nias."  diunggah Pak Siagian sehari setelah kepergian Hikayat Manao, 12 Oktober 2014 dalam usia 56 tahun.


Kemudian ada hening yang cukup panjang.
Baru saja sepanjang terhanyut menikmati video itu berkali-kali berandai-andai untuk berjumpa, sekadar bertukar pikiran dengan beliau. Tapi, udah nggak ada.

Beliau orang hebat.

Satu per satu kulihat lagi album foto itu sambil tab browser membuka-buka blog/berita mengenai beliau. Meminjam beberapa dari album Pak Rizaldi Siagian di Facebook ditampilkan di sini.

Keterangan album oleh Pak Siagian:

 Hikayat menjelaskan
konsep musik yang akan ia eksplorasi di Sorake.
"Kemarin, pukul 15:30, Hikayat Manao, seniman multi talenta (pemusik, penari, desainer, koreografer) dari Desa Bawomataluo, Teluk Dalam, Nias Selatan, telah meninggalkan kita semua dalam usia 56 tahun. Dalam konser musik Megalitikum Kuantum Hikayat Manao adalah tokoh yang sangat penting dalam menerjemahkan konsep yang ingin disajikan dan mengerahkan seluruh potensi seniman yang ada di kampungnya maupun kampung-kampung lain untuk bergabung. Dalam persiapan menuju konser itu, Hikayat, bahkan, menemukan alat musik yang sangat tua sekaligus mewakili tradisi megalitik, yaitu alat musik batu, lithophone, yang terbenam di belakang dinding yang menutupi kampungnya. Foto-foto dibawah ini adalah dokumentasi saat shooting Megalitikum Kuantum dilakukan, satu bulan sebelum tsunami menghantam Nias dan Aceh, pada tahun 2004."
Hikayat Manao memberi penjelasan kepada penarinya

Yadi Sugandi terlihat sedang mengendalikan kamera 35 mm
di tengah-tengah penari yang ditata Hikayat.
Tiba-tiba terngiang-ngiang ucapannya di bagian akhir video "..dan kepada kaum generasi muda di Desa Bawumataluwo saya titipkan untuk semangat dalam memelihara serta mengembangkan peninggalan-peninggalan leluhur kita. saya yakin bahwa budaya leluhur akan tetap eksis mulai hari ini dan hari yang akan datang. Satu hal yang pasti selalu saya camkan dalam diri, "kalau bukan diri kita yang bergerak, siapa lagi yang dapat mewariskan tradisi."

Tenanglah di sana bersama Sang Empunya, Ksatria, terima kasih atas karyamu dan semoga keyakinan dan perjuanganmu tetap berlanjut. Ya'ahowu!

Umm... Morah ateku bagi si enggo-enggo enda.

Thursday, December 19, 2013

Petualang Kota


Di tengah-tengah serunya pekerjaan dan ritme keseharian, kalian pernah kemasukan sesuatu gitu, ga? Kemasukan ide, penampakan atau mimpi-mimpi yang tiba muncul aja pas lagi di jalan pulang, ngeliat apa jadi kepikiran apa gitu. Atau ngeliat lampu belakang kendaraan yang merah semua, jadi halusinasi jadi tiba-tiba pengen clubbing di kamar gitu? eh. Jaka Sembung udah ngeblog, tetep aja ga nyambung ya bo'.

Kalau aku, seperti pepatah "banyak berjalan, banyak dilihat", ada, kan pepatah gitu? Atau generasi ini ga tau pepatah lagi? Byaarrr! - ngeliat beberapa kali orang seperti gambar di bawah ini, ngeliatnya aja langsung ngiler, "kayaknya dia traveller, adventurer atau apapun yang lebih jauh lebih keren dari sekadar namanya", pikirku. Apalagi di tengah gencet-gencetan waktu untuk ini dan untuk itu sampai-sampai, sampailah tahun ini kepada tahun tersedikit bepergian :|. *ajak aku pergi-pergi dong, kakak*
Ada yang sudah tau? Yang sudah tahu ga boleh jawab. biar seru aja dulu. :p
Wujud-wujud seperti gambar di ataslah yang beberapa kali aku jumpai di tengah-tengah ramenya orang yang hampir se-tipe, pakaian kerja kantoran yang menjadikan kegantengan dan kecantikan mereka bertambah. *tapi kalau ga pake pakaian kerja, enggak :p. Ber-tas-carrier, bahkan pernah juga melihat yang tasnya lebih besar dari itu.



Iya, beneran! Kadang ngelihat ada yang tasnya lebih gede daripada orangnya. Jangan main-main dengan rasa penasaran, beberapa kali sangkin kepo-nya, aku ikuti orang-orang seperti itu, berusaha cari tahu dia mau naik gunung apa atau gunung yang mana. Atau, backpacking ke mana.


Eh, tau-tau, sampailah hari tadi, ketemu lagi orang-orang seperti itu, langsunglah difoto. Ehm, ya, dari sekian kali liat orang-orang sejenis ini, baru tadi sempat difoto, karena datangnya ke kantor, dan lumayan kantor punya banyak gadget review-an yang bisa dipinjam sekejab untuk nyuri gambar si boy ini, dia masih muda, se-baby face aku, kira-kira. Eh, namanya bukan si Boy, tadi katanya namanya Hari, ga pake "Tanoe", kita percaya aja, ya! Kita sebut namanya Hari saja.
Daan...
Selamat ya, yang tadi sebelum baca sampai akhir, sudah bisa nebak orang ini profesinya apa. Bukan peralatan naik gunung-gunungan atau pakaian-pakaian bepergian yang ada di dalam tasnya, bukan juga barang-barang yang dibawa kala pergi kabur dari rumah. 



Nah, sekarang kalian bolehlah sok kaget atau sedikit angguk-angguk tanda apresiasi. Terserahlah, bagaimanapun caranya, yang penting bahagia, boleh juga tertawa, kalau ga dibahagiakan, ga akan bahagia. *mules teguh*.

Jadi, begitulah salah satu hal yang (aku) baru (tahu); profesi kurir atau kerennya, courier, messenger. Kata Hari dan hari-hari yang lain, tugasnya mengantar apa yang perlu diantar, dari kantornya ke mana-mana (Jakarta sekitarnya), juga dari mana-mana ke kantornya. Semakin banyaknya Hari-hari ini ditambah pula dengan semakin semaraknya belanja online sekarang. Kalau urusan kantor biasa aja; tugasnya ngantar dokumen-dokumen, surat-surat atau invoice, namun, perusahaan atau si toko yang melayani belanja online ini, orang seperti Hari lah yang menjadi andalannya. Kurir ini diandalkan karena dengan gaya mereka seperti itu, ber-tas-besar dan bersepeda motor mampu menembus jalanan Jakarta yang, ... sudahlah... Bisa dibandingkan bila menggunakan jasa pengiriman barang khusus baik yang sudah bernama ataupun beraktekelahiran, hanya akan memakan waktu lebih dan juga biaya yang terus bergerak sesuai dengan jumlah dan berat barang yang dikirimkan. Kalau dengan in house messenger, mereka jadi bisa janji kepada pelanggan mereka pengantaran barang jualan mereka dengan waktu yang lebih tepat, langsung ke tempat.

Jadi ingat juga semakin banyak jasa-jasa yang coba menjawab masalah di Jakarta, menempuh jarak yang sangat memakan waktu, seperti ojek canggih bisa pesen online, sampai pengantar ASI.

******
Seru, semua bereaksi dari aksi yang ada, atas semua masalah dan keterbatasan saja, lahir inovasi dan terus berkembang. Sambung menyambung menjadi satu kaya omongan ibu-ibu.


Aku sempat tertawa sendiri, lho, saat aku dulu mengidam-ngidamkan pekerjaan yang lebih ke "lapangan", bukankah Hari ini orang lapangan yang, kalau dilihat dia bahagia-bahagia saja jadi Petualang Kota? *rethinking for the ambition*

BUJUR..
Itu artinya terima kasih dalam bahasa Karo, Suku Karo yang di tanahnya lagi ada Gunung Sinabung yang sedang bernyanyi dan menari, kutahu kalian ga lupa, mohon doanya. Bujur ya sudah membaca, walau seperti terjebak dengan bacaan yang tak penting. Cuma mau ngoceh di tengah Desember yang padat dengan kerjaan dan hujan juga kerinduan. Eh.

Oh iya, kalau misalnya ada film dokumeter(-dokumenteran) tentang petualang kota ini menarik / ga, ya? Nanya aja.



Kalau ke mana-mana, hati-hati di jalan, ya!
Semoga selalu Hari bahagia.

Monday, December 16, 2013

Catatan (1) Juara R. Ginting tentang "Rumah Adat Karo jadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia"

follow! it's a puzzle. (y)

RUMAH SEBAGAI BUDAYA TAKBENDA


Apakah rumah adat Karo bukannya benda?

Saya coba menjawab pertanyaan di atas dengan langsung mengambil contoh Het Huis van Oranje (terjemahannya: Rumah Oranye). Bila Kerajaan Inggris punya rumah/ istana bernama The House of Windslor, Kerajaan Belanda punya rumah benama Het Huis van Oranje.

Perbedaan antara kedua rumah/ istana di atas adalah bahwa Het Huis van Oranje tak ada bendanya. Bila kam* bisa menemukan The House of Windslor dan berfoto-foto di depannya, jangan harap kam temukan Het Huis van Oranje karena memang tidak ada bangunannya.

Tapi, jangan katakan tidak ada Het Huis van Oranje sama sekali. Di Perang Dunia II, banyak orang Belanda "mate pe nggit"** demi membela Het Huis van Oranje. Apakah kam sama sekali tidak melihat Het Huis van Oranje hadir di stadion saat final Piala Dunia sepak bola antara Belanda dan Spanyol beberapa tahun lalu? Kalau kam tidak melihatnya, berarti matandu sada lapis ngenca***. Mata dua lapis akan melihat Het Huis van Oranje mugur-ugur di stadion saat itu. Para pemain Belanda juga sudah kesurupan bagai banteng ketaton demi membela rumah kerajaan mereka itu.

Bendanya tidak ada tapi KEKUATANNYA terasa di gerak-gerik "anak rumahna".

Demikianlah antropolog Claude LĂ©vi-Strauss menjelaskan bahwa 'House' beda dengan house yang digunakan sebagai tempat tinggal (dwelling place). 'House' is a principle or system, tapi dia HIDUP as a MORAL PERSON. Dia adalah person, yang artinya hidup dan punya kehendak. Dia bukan objek tapi adalah subjek. Bukan manusia yang menciptakan 'The House', tapi sebaliknya 'The House' yang memilih siapa yang pantas menjadi anak rumah.

Sewaktu Claude LĂ©vi-Strauss memperkenalkan konsep 'House' atau House Society pertamakalinya adalah dalam bukunya yang berjudul THE WAY OF THE MASKS (1982, English version) (Bahasa Topeng). Berdasarkan uraiannya di buku itu, dia tidak sangat membedakan antara rumah, topeng, keris dan kain tenunan karena, menurut penelitianya, semua didasarkan pada prinsip yang sama, yaitu 'House'.

Ini sama dengan konsep "Gereja bukanlah bangunannya, tapi ...... " (silahkan lanjutkan sendiri) atau "Dia menciptakan Adam sesuai dengan gambarNya".

Asumsi dasarnya adalah bahwa bangunan rumah adat Karo itu hanyalah patung dari rumah adat Karo sedangkan rumah adat Karo itu adalah sebuah sistim yang mengatur bagaimana manusia-manusianya berpikir, bertindak, berhubungan satu sama lain, dan lain sebagainya. Rumah Karo yang sebenarnya tidak terlihat (ketidakterlihatan rumah Karo itu sangat tegas digambarkan dalam mitos Rumah Sipitu Ruang).

Ringkasnya, bila rumah adat Karo didaftarkan sebagai salah satu Warisan Budaya Takbenda Indonesia, maka di dalamnya tercakup mengenai pikiran-pikiran orang Karo beserta tindakan-tindakan serta hubungan-hubungan sosial, ekonomi, seni/ sastra, dan lain sebagainya yang diendapkan dalam satu kata RUMAH..

Semoga dapat dipahami dan langsung tergerak untuk membesarkan ketetapan Mendikbud itu sebagaimana kita menyemarakkan Nova br Pandia meski dasarnya adalah kualitas Nova sendiri yang sudah terbilang tingkat nasional.

tambahan:

Mungkin perlu saya tambahkan penjelasan tentang konsep WARISAN BUDAYA atau CULTURAL HERITAGE yang, meski sering disebut di Indonesia, tapi kurang dipahami konsepnya. Kita sering menggunakan istilah warisan budaya atau warisan sejarah untuk mengingatkan bahwa sesuatu itu perlu dijaga, dilindungi, dirawat atau dilestarikan dalam bentuk himbauan kepada khalayak ramai. Tapi, ini lain halnya bila NEGARA atau sebuah LEMBAGA INTERNASIONAL menetapkan sesuatu sebagai warisan budaya.

Bila sebuah negara (melalui pemerintahnya yang resmi) menetapkan sesuatu sebagai Warisan Budaya, itu tandanya tanggungjawab negara untuk melindunginya. Sejauh mana tanggungjawabnya itu saya kurang memahami detail-detailnya, tapi pada prinsipnya, negara ENGGO TEKEN UTANG dalam menetapkan sesuatu sebagai WARISAN BUDAYA INDONESIA. Hak kita di sini adalah MENUNTUT UTANG NEGARA itu bila dia tidak memenuhinya

Demikian juga halnya bila lembaga internasional seperti UNESCO menetapkan sesuatu sebagai WARISAN BUDAYA DUNIA. Itu artinya, UNESCO sudah harus memasukkannya ke dalam program tahunan mereka. Bagaimana operasionalnya saya kurang paham tapi itu SUDAH WAJIB MASUK PROGRAM TAHUNAN.

Jadi, yang perlu kita sikapi, adalah bagaimana caranya membantu pemerintah melunasi utangnya itu serta bagaimana menuntutnya bila pemerintah hanya asal teken utang dan pelaksanaannya sibar biber ngenca****. 
__________
*kam: kamu
**"mate pe nggit": mati pun mau
***matandu sada lapis ngenca: "mata kamu hanya satu lapis"
****sibar biber ngenca: hanya manis di bibir saja

Wednesday, September 18, 2013

please.. | #sinabung

photo by Mai Hendra Sinulingga and words by me

please..

nothing we can do with | don't worry about 
the
mountain.
but, 
we can do something | save and help
our
friends

Tuesday, September 17, 2013

#Sinabung1

Erupsi Gunung Sinabung Minggu (15/9/2013) pagi mengantarkan warga desa di kaki gunung (radius 3 KM) mengungsi ke Kabanjahe. Setelah hari pertama dengan 6000an jiwa, pada hari Selasa dengan aktivitas Sinabung yang sempat semakin terlihat kondusif sebagian pengungsi kembali ke desanya masing-masing. Belum sempat membersihkan rumah yang terselimuti abu semburan Gunung Sinabung, BOOM! Suara besar cukup mengagetkan membuat warga tersontak dan mencari sumber suara, dan melihat Sinabung menyemburkan abunya melambung tinggi ke udara hingga akhirnya seperti menari, abu vulkanik terhembus angin ke arah Brastagi. Mereka kembali ke pengungsian di Kabanjahe, ibukota Kabupaten Karo. Aktivitas lebih besar dari sebelumnya, menambahkan jumlah warga yang mengungsi hingga 11.662 jiwa.
Pengungsi di posko Zentrum Kabanjahe (Foto: Ariesta Pinem)
Kejutan yang membangunkanku Minggu pagi itu tiba-tiba menurunkan nafsu makanku-seperti biasa- pertanda "stress"ku. Sembari tak berhenti mencari berita lewat saudara, teman dan social media dan membayangkan pengalaman kejadian yang sama pada tahun 2010 lalu, pasti akan banyak kebutuhan yang diperlukan. Belum ada pemberitahuan yang cukup jelas bagaimana koordinasi penerimaan dan penyaluran bantuan saat itu, tanpa sadar ada bisikan dari luar-dalam-kanan-kiri-atas-bawah. Aku yang (mungkin) berzodiak Aquarius suka spontanitas dengan berkoordinasi dengan Eva dan Ega akhirnya menyusun yang dengan spontan menyebut #Sinabung1 menampung bantuan-bantuan yang perlu cepat disalurkan.
Dengan menyebarkan informasi melalui gambar yang dibuat dengan kilat oleh sahabatku, Kitti

Dengan ide yang seakan datang tiba-tiba begitu saja, disebarkan pula informasi seperti di bawah ini yang tadinya hanya mengira akan dibantu oleh teman-teman yang bertempat tinggal dekat dengan saya saja:
Persiapan (Foto: Ariesta Pinem)

Namun, melebihi bayangan sebelumnya, dalam 9 jam terkumpul 552 tangan atau Rp. 2.760.000,- dari teman-teman yang tempat tinggalnya di Depok sampai Bogor, Cililitan, Denpasar sampai Pontianak.

Dengan koordinasi cepat dengan sahabat yang berada di Tanah Karo, maka dengan baiknya mereka membantu mendistribusikan bantuan yang sudah terhimpun.


Walau tidak seperti yang terpikirkan dan dijanjikan kepada teman-teman, penyerahan langsung akhirnya selesai tuntas dibagikan pukul 10 malam hari Selasa (17/9/2013) karena ternyata mereka harus mendadak membagikan masker ke beberapa daerah yang disapa abu vulkanik Sinabung.
Pembagian masker di Brastagi. (Foto: Ariesta Pinem)
Dengan rencana awal, pembagian bantuan khusus untuk kebutuhan balita dan keperluan mandi.

Penyerahan bantuan di Posko Jalan Katepul (Foto: Ariesta Pinem)
PENYERAHAN HASIL AKSI #SINABUNG1 SELESAI!!!

Begini aku menamai pengirim
dengan seharusnya "Permata Depok & Lovely Friends",
 karena saat mengetiknya erupsi Selasa siang itu membuat cukup panik
 sehingga terjadi sedikit kesalahan
(foto: Ariesta Pinem)
Demi kebaikan kita bersama, berikut rincian belanjaan bantuan yang telah disalurkan:

Posko Zentrum :40 paket

1 paket  berisi:
-  Sikat gigi (4)
-  Sabun mandi Lifeboy (4) 
-  Pepsodent (1)
-  Handuk mandi (1)
-  Sampo 4 sachet 
-  Aqua besar (1)
-  Roti kacang hijau 1 bungkus
-  Rinso (4 sachets)
-  Minyak kayu putih (1) 
Tambahan  (non-paket)
- Bedak bayi (2 lusin)
- Pampers (6 lusin)
- pembalut 2 lusin
- wafer selamat (4 kotak)
- choky-choky (3 kotak) 

Posko Jalan  Katepul (Posko yang baru setelah erupsi pada tanggal 17 September 2013):  79 paket 
Terima kasih, Sahabat-sahabat
yang mengerahkan energinya di pengungsian.
1 Paket berisi:
- sabun mandi (1)
- sikat gigi (2)
- pepsodent (1)
- sampo (2 sachet)
Tambahan (non-paket)
- Aqua besar (10)
- Handuk mandi (10) 
- Roti Kacang Hijau (10 bungkus)





___________________________
I Jenda Kami, 17 September 2013

Man si nikelengi kami i teruh deleng Sinabung

Dari kejauhan ini kami saudara-saudarandu ikut merasakan kesusahan yang kam semua rasakan atas tarian dan nyanyian alam yang mengharuskan berpindah sementara ke pengungsian,

Terimalah doa dan dukungan dari kami yang berada jauh dari Tanah Karo Simalem. Kita semua percaya ini adalah salah satu kesempatan buat kita untuk menunjukkan kebersamaan kita, di mana pun kita berada.

Terkhusus buat sahabat-sahabat relawan, terima kasih atas energi dan kerja samanya untuk tak berhenti membantu saudara kita yang membutuhkan.

Untuk kita semua, tenang dan jangan khawatir, karena semesta alam, gunung Sinabung adalah sahabat kita.


- Saudaramu
___________________________


Terima kasih buat tangan-tangan kita! 
Satu hal pasti, masih banyak mereka di sana yang membutuhkan tangan-tangan kita.
Kita belum bisa pastikan sampai kapan mereka akan berada di pengungsian. Kita sangat berharap jangan sampai ada aksi #sinabung dengan angka-angka yang lebih besar di belakangnya.

Salam

Wednesday, September 11, 2013

New Spirit for #Karo

Banyak yang setuju

  "ga ada yang kebetulan di dunia ini"

Aku termasuk salah satu dari mereka. Kamu?

Kebetulan ini adalah akhirnya kupersatukan di blog ini tentang dua hal yang bercerita tentang yang ada di tengah-tengah Karo dengan berbagai masalah, adalah seperti masalah petaninya yang mengalami kerugian dengan wabah yang menyerang tanamannya, ada manusia-manusianya yang mengidap HIV/AIDS atau yang lebih marak lagi NARKOBA, atau yang selalu menyebalkan tentang ulah pemerintahnya - yang sebenarnya bukan Karo saja yang bermasalah. Tapi, ada perasaan geram atau bahasa imutnya gemesshhh melihat keadaan, terbersit mata melihat kesempatan

Sumber pertama dari akun twitter @mejuah_juah yang ngetweet link ke blognya -- setelah lama tidak menuliskan sesuatu -- cerita penyemangat Kekaroan gitu deh..


Sedikit kutipan dari blog tersebut, namun selesaikan dulu membaca postingan blog ini sampai bawah, jangan langsung mengklik sampai instruksi selanjutnya:


Hal yang kedua -aku merasa- sama diungkapkan dengan media berbeda, dengan suara penuh canda diselingi dengan canda. Setelah berselancar dari twitter ke Facebook, lalu ke soundcloud akhirnya menemukan hal berharga seperti menemukan jodoh, silahkan didengarkan, tinggal klik, JOSS! 


Sebuah karya dari Arie Gintza, begitu dia menulis namanya di Facebook berdomisili di Tanah Karo, Kabanjahe. Salah satu orang yang kukenal yang sangat bertalenta pada goresan tangannya dan kemampuan bermusiknya, terlebih musik tradisional Karo.

Itu dua hal yang -katanya- kebetulan kutemukan di dunia maya dalam minggu ini.
This great two things, both well said the new spirit for Karo.

 Oh, ya. kembali ke atas sekarang sudah bisa diklik linknya sambil mendengarkan satu suara lagi dari Arie.



Mejuah-juah!