kisahmu sungguh tak ada tandingan, tapi dulu
jasamu pada setiap orang di sepanjang jalan, itu juga dulu
hari-hari datang saat semuanya sudah terang. pepohonan rindang kini memang tak lagi menghalang
terang darimu itu yang membawa semua menuju kota. terangnya kota sekarang salahkan desa. disusupi mimpi baru, lupa bagaimana dulu mimpi lama beradu
bukankah sesungguhnya hatimu tak kalah besar dengan yang di sana
atau hanya masalah mata yang ditangkap berlomba
dari kisahmu, tidakkah bisa kini kau menjelma. ikut berlomba menangkap mata-mata yang dulunya kau cipta
kala semua bercerita hanya dari cerita, tak ada lagi yang mampu berkata. berkata dari bayang karya dan cahaya
inikah juga inginmu dulu, bersenyawa hanya untuk semasa?
tak terterka apakah ada sisa-sisa masa atau kepulangan yang terpaksa. atau juga kesadaran bahwa ada ruang yang masih terjaga, tak mampu diterangi cahaya biasa, bahkan cahaya mutakhir kota
kalau itu kau
yang tak sengaja kujumpa
di jalan sepulang membebaskan logika
sesampaiku akan ku lap bila ada kaca
kaca di balik cahaya namun terikat dengan kawat atau suara
paling tidak berguna untuk pajangan disebelah bangku atau teman bicara
ketika hati tak tau berjalan kemana
dan hatipun tak ada lagi yang disuka
No comments:
Post a Comment