Di tengah-tengah serunya pekerjaan dan ritme keseharian, kalian pernah kemasukan sesuatu gitu, ga? Kemasukan ide, penampakan atau mimpi-mimpi yang tiba muncul aja pas lagi di jalan pulang, ngeliat apa jadi kepikiran apa gitu. Atau ngeliat lampu belakang kendaraan yang merah semua, jadi halusinasi jadi tiba-tiba pengen clubbing di kamar gitu? eh. Jaka Sembung udah ngeblog, tetep aja ga nyambung ya bo'.
Kalau aku, seperti pepatah "banyak berjalan, banyak dilihat", ada, kan pepatah gitu? Atau generasi ini ga tau pepatah lagi? Byaarrr! - ngeliat beberapa kali orang seperti gambar di bawah ini, ngeliatnya aja langsung ngiler, "kayaknya dia traveller, adventurer atau apapun yang lebih jauh lebih keren dari sekadar namanya", pikirku. Apalagi di tengah gencet-gencetan waktu untuk ini dan untuk itu sampai-sampai, sampailah tahun ini kepada tahun tersedikit bepergian :|. *ajak aku pergi-pergi dong, kakak*
|
Ada yang sudah tau? Yang sudah tahu ga boleh jawab. biar seru aja dulu. :p |
Wujud-wujud seperti gambar di ataslah yang beberapa kali aku jumpai di tengah-tengah ramenya orang yang hampir se-tipe, pakaian kerja kantoran yang menjadikan kegantengan dan kecantikan mereka bertambah. *tapi kalau ga pake pakaian kerja, enggak :p. Ber-tas-carrier, bahkan pernah juga melihat yang tasnya lebih besar dari itu.
Iya, beneran! Kadang ngelihat ada yang tasnya lebih gede daripada orangnya. Jangan main-main dengan rasa penasaran, beberapa kali sangkin kepo-nya, aku ikuti orang-orang seperti itu, berusaha cari tahu dia mau naik gunung apa atau gunung yang mana. Atau, backpacking ke mana.
Eh, tau-tau, sampailah hari tadi, ketemu lagi orang-orang seperti itu, langsunglah difoto. Ehm, ya, dari sekian kali liat orang-orang sejenis ini, baru tadi sempat difoto, karena datangnya ke kantor, dan lumayan kantor punya banyak gadget review-an yang bisa dipinjam sekejab untuk nyuri gambar si boy ini, dia masih muda, se-baby face aku, kira-kira. Eh, namanya bukan si Boy, tadi katanya namanya Hari, ga pake "Tanoe", kita percaya aja, ya! Kita sebut namanya Hari saja.
Daan...
Selamat ya, yang tadi sebelum baca sampai akhir, sudah bisa nebak orang ini profesinya apa. Bukan peralatan naik gunung-gunungan atau pakaian-pakaian bepergian yang ada di dalam tasnya, bukan juga barang-barang yang dibawa kala pergi kabur dari rumah.
Nah, sekarang kalian bolehlah sok kaget atau sedikit angguk-angguk tanda apresiasi. Terserahlah, bagaimanapun caranya, yang penting bahagia, boleh juga tertawa, kalau ga dibahagiakan, ga akan bahagia. *mules teguh*.
Jadi, begitulah salah satu hal yang (aku) baru (tahu); profesi kurir atau kerennya, courier, messenger. Kata Hari dan hari-hari yang lain, tugasnya mengantar apa yang perlu diantar, dari kantornya ke mana-mana (Jakarta sekitarnya), juga dari mana-mana ke kantornya. Semakin banyaknya Hari-hari ini ditambah pula dengan semakin semaraknya belanja online sekarang. Kalau urusan kantor biasa aja; tugasnya ngantar dokumen-dokumen, surat-surat atau invoice, namun, perusahaan atau si toko yang melayani belanja online ini, orang seperti Hari lah yang menjadi andalannya. Kurir ini diandalkan karena dengan gaya mereka seperti itu, ber-tas-besar dan bersepeda motor mampu menembus jalanan Jakarta yang, ... sudahlah... Bisa dibandingkan bila menggunakan jasa pengiriman barang khusus baik yang sudah bernama ataupun beraktekelahiran, hanya akan memakan waktu lebih dan juga biaya yang terus bergerak sesuai dengan jumlah dan berat barang yang dikirimkan. Kalau dengan in house messenger, mereka jadi bisa janji kepada pelanggan mereka pengantaran barang jualan mereka dengan waktu yang lebih tepat, langsung ke tempat.
Jadi ingat juga semakin banyak jasa-jasa yang coba menjawab masalah di Jakarta, menempuh jarak yang sangat memakan waktu, seperti ojek canggih bisa pesen online, sampai pengantar ASI.
******
Seru, semua bereaksi dari aksi yang ada, atas semua masalah dan keterbatasan saja, lahir inovasi dan terus berkembang. Sambung menyambung menjadi satu kaya omongan ibu-ibu.
Aku sempat tertawa sendiri, lho, saat aku dulu mengidam-ngidamkan pekerjaan yang lebih ke "lapangan", bukankah Hari ini orang lapangan yang, kalau dilihat dia bahagia-bahagia saja jadi Petualang Kota? *rethinking for the ambition*
BUJUR..
Itu artinya terima kasih dalam bahasa Karo, Suku Karo yang di tanahnya lagi ada Gunung Sinabung yang sedang bernyanyi dan menari, kutahu kalian ga lupa, mohon doanya. Bujur ya sudah membaca, walau seperti terjebak dengan bacaan yang tak penting. Cuma mau ngoceh di tengah Desember yang padat dengan kerjaan dan hujan juga kerinduan. Eh.
Oh iya, kalau misalnya ada film dokumeter(-dokumenteran) tentang petualang kota ini menarik / ga, ya? Nanya aja.
Kalau ke mana-mana, hati-hati di jalan, ya!
Semoga selalu Hari bahagia.